Thursday 12 June 2014

Grace of Monaco

Grace of Monaco ★★★☆☆

Fairytale yang mengecewakan banyak pihak ...

Tahun Keluar: 2014
Negara Asal: USA, Perancis
Sutradara: Olivier Dahan
Cast: Nicole Kidman, Tim Roth, Frank Langella, Derek Jacobi

Diawali dengan antisipasi positif ketika proyek ini dimulai, karena sang sutradara adalah pengarah film La Vie en rose (2007), biopic dari penyanyi Perancis legendaris, Edith Piaf, yang berhasil mengantar pemeran utamanya, Marion Cotillard, ke piala Oscar untuk Aktres Terbaik, tetapi kemudian dilanjutkan dengan ketidakpastian tanggal release perdana-nya: mula-2 akhir November 2013 (memberi sinyal film ini bakalan masuk kompetisi Oscar), kemudian diundur ke Maret 2014 (memberi sinyal yang kebalikan -- waktu setelah Oscar adalah waktu untuk film-2 jelek dikeluarkan :-) ), kemudian diundur lagi ke waktu yang tidak ditentukan, kemudian tiba-2 membuka Festival Film Cannes 2014 pada bulan Mei 2014 tanpa mengikuti kompetisinya; Grace of Monaco diakhiri dengan antisipasi negatif dari para penonton (film critic).

Cerita dalam film ini berkisar di beberapa bulan saja pada tahun 1962. Saat itu Grace Kelly (Nicole Kidman) adalah ibu dari dua anak, istri dari Pangeran Rainer dari Monaco (Tim Roth), dan nampak tidak bahagia dengan perannya sebagai puteri Monaco. Alfred Hitchcock (Roger Ashton-Griffiths)  datang berkunjung ke istana menawari aktres favoritnya ini tampil dalam film terbarunya, Marnie. Di sisi istana yang lain, Pangeran Rainer disibukkan dengan masalah politik dengan negara tetangga terdekatnya, Perancis, gara-2 ada banyak perusahaan dan warga negara kaya Perancis yang pindah ke Monaco karena di negara ini tidak ada pajak pendapatan, dan Presiden Perancis saat itu, Charles de Gaulle, menuntut Monaco membayar pajak (maksudnya, ganti rugi) senilai pajak yang semestinya jatuh ke kas negara Perancis tersebut. Grace ingin sekali menerima tawaran Hitchcock tersebut, tetapi keinginannya ini menemui perlawanan sengit dari pihak istana. Sementara itu pertikaian antara Monaco dan Perancis semakin memuncak dengan Monaco bersiteguh tidak mau didikte dan Perancis mulai meluncurkan ultimatum: mula-2 dengan memblokir jalan keluar-masuk antara Monaco dan Perancis, kemudian dengan mengancam akan menyerbu Monaco! :-) Di antara konflik tersebut, Grace berkonsultasi dengan dua orang kepercayaannya: Father Francis Tucker (Frank Langella), seorang imam juga salah satu dari penasehat istana, dan Count Fernando D'Ailieres (Derek Jacobi), mentor pribadinya. Film berakhir dengan Grace menolak tawaran Hitchcock tersebut dan mengadakan charity ball untuk Palang Merah dimana dia mengundang kepala negara-2 dunia, termasuk John F. Kennedy (diwakili oleh Robert McNamara, Menteri Pertahanan) dan de Gaulle sendiri. Setelah Grace mengucapkan pidatonya: “I believe in fairytales ... ”, McNamara berbisik ke de Gaulle: “You're not really gonna drop a bomb on Princess Grace, are you, Charles? ” Tentu saja tidak. Perancis tidak pernah menyerbu Monaco, apalagi menjatuhkan bom di atas Grace Kelly :-)

Tanpa mengetahui sejarah sesungguhnya, peran Grace dan konflik yang ada dalam film ini terasa unconvincing atau tidak meyakinkan, alias (terlalu) didramatisir atau dilebih-2kan -- Monaco bukanlah kerajaan besar seperti Inggris yang posisi dan politiknya diperhitungkan. Scriptnya terasa memaksakan peran tersebut dalam resolusi terhadap konflik yang sesungguhnya tidak seberapa; ditandai dengan dialog-2 yang canggung -- dan yang paling canggung (“I believe in fairytales ... ”) justru terletak di bagian yang paling penting. Beberapa saat setelah film ini tampil di Cannes, pihak Monaco membantah keakuratan peran Grace tersebut dan pihak Perancis membantah keakuratan konflik  yang ada. Untuk penulis, tanpa masuk dalam perdebatan seberapa akurat atau tidak akurat dua point di atas, tema fairytale dengan pesan: “the greatest role Grace Kelly would ever play” seperti yang tercantum dalam poster film ini terasa meleset mengenai sasarannya.

In my humble opinion, cerita fairytale Grace Kelly justru terletak ketika dia berada di Hollywood dan diakhiri dengan perkawinannya dengan Pangeran Rainer. That's a fairytale! Setelah perkawinan, sudah bukan fairytale lagi, malah sebaliknya :-) Inilah salah kaprah ekspektasi yang universal menjangkiti kita semua.

Premise cerita yang menjanjikan, tetapi penyampaiannya tidak meyakinkan.



Grace of Monaco dapat anda temukan di eBay.com

No comments: